Full Width CSS

Menggaungkan Gerakan 3 M

Kesehatan adalah aset yang tak ternilai harganya. Betapa tidak, ketika penyakit datang melanda, sebanyak apapun harta menjadi seakan tiada berharga. Harta yang telah dikumpulkan susah payah, bisa habis dalam waktu tidak terlalu lama ketika penyakit yang berat datang mendera, memberikan cobaan dan derita pada jiwa dan raga manusia. Akan tetapi Sang Maha Pencipta adalah Dzat yang Maha Penyayang kepada para Hamba-Nya. Kasih sayang-Nya bahkan melebihi cinta dari seorang ibu yang telah melahirkan anaknya kedunia dan juga seorang ayah yang telah berjuang memeras keringat dan membanting tulang untuk dapat menghidupi keluarganya. Sakit yang diderita seorang hamba adalah salah satu bentuk kasih sayang dari Yang Maha Kuasa, agar sang hamba banyak mengingat-Nya dan juga sebagai bagian dari penghapusan terhadap dosa dan kesalahan yang pastinya tidak luput diperbuat oleh setiap insan yang bernyawa.

Pandemi Virus Covid19 yang telah "menguasai" seluruh dunia adalah salah satu bentuk teguran dari Penguasa Semesta agar manusia kembali kepada-Nya dan bila kita mencoba mencari sisi positif, tentunya akan kita temukan hikmah dan kasih sayang-Nya yang selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya, tidak hanya sekali dua kali, bahkan hingga tak terhitung kalinya untuk merubah arah kehidupannya kepada jalan-jalan keselamatan yang telah diberikan kepada manusia melalui perantaraan utusan-Nya yang tercinta, manusia paling mulia Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.

Virus corona telah "datang dan menetap" di Indonesia dan akan "berulang tahun" beberapa waktu mendatang. Kabar baiknya adalah bahwa pemerintah akan segera menyalurkan vaksin kepada masyarakat yang sebelumnya telah diberikan pertama kali kepada Bapak Presiden Joko Widodo. Pro dan kontra tentu akan timbul terkait penyaluran vaksin tersebut. Oleh karenanya tidak ada salahnya bagi kita untuk selalu mengikuti himbauan pemerintah dengan melaksanakan gerakan 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak).

Jauh sebelum munculnya virus corona yang memicu timbulnya gerakan 3 M, ternyata gerakan 3 M telah menjadi "budaya" yang dilaksanakan secara disiplin oleh rakyat negeri matahari terbit, Jepang. Dirangkum dari beberapa sumber terdapat beberapa budaya masyarakat Jepang yang disinyalir membantu menghambat penyebaran virus covid19 dinegara mereka :

  • Mayoritas warga Jepang selalu menggunakan masker saat bepergian keluar rumah terutama ketika merasa kurang fit. Dan para ilmuwan percaya bahwa hal ini merupakan salah satu sarana untuk memperlambat penyebaran virus covid19 di Jepang.


 Gambar sebelum pandemi covid 19, bersumber dari : https://theconversation.com/ive-always-wondered-why-many-people-in-asian-countries-wear-masks-and-whether-they-work-90178
 
  • Selalu menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan

 
  • Budaya mereka memberikan hormat dengan menundukkan kepada dan tidak saling berjabat tangan ketika bertemu. Budaya ini begitu kental dengan masyarakat Jepang. Bahkan juga terbawa dalam pertandingan olahraga yang relatif "keras" seperti Karate. Pada pertandingan dan latihan Karate, para Karateka selalu memberikan hormat dengan menundukkan kepala kepada pelatih, wasit, kolega se dojo ataupun lawan kumite. Namun dalam kondisi normal, bagi kaum muslimin disunnahkan untuk berjabat tangan ketika bertemu sebagaimana dinyatakan dalam hadits :
Tidaklah dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan, melainkan dosa keduanya sudah diampuni sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud no. 5212 dan at-Tirmidzi no. 2727, dishahihkan oleh al-Albani)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/10528-berjabat-tangan-akan-menambah-kecintaan.html

 
 
  • Membiasakan diri mencuci tangan dengan adanya sabun di toilet umum. Warga Jepang juga biasa membawa hand sanitizer saat bepergian.
Gambar oleh Rama Widya dari Pixabay
 
  • Menjaga jarak sosial guna memberikan privasi bagi orang lain. Kedisiplinan orang Jepang menjaga jarak terlihat juga dalam pertandingan Liga Jepang, dimana para suporter "duduk manis" mengikuti ketentuan terkait jarak di stadion.

 Sumber gambar : Twitter/@JSoccerMagazine

 

Optimisme harus selalu digaungkan karena semua penyakit pasti ada obatnya kecuali kematian. Ditengah merebaknya virus corona, ternyata ada beberapa negara tetangga kita seperti Timor Leste, Brunei dan Kamboja yang cukup sukses menghadang laju penambahan penderita covid19 bahkan merekapun hingga saat ini bisa bernafas lega karena tidak ada penduduknya yang meninggal akibat covid19. Oleh karenanya kita wajib untuk selalu optimis dalam menghadapi "cobaan global" ini dan mencoba meningkatkan kedispilinan untuk menerapkan himbauan pemerintah melalui gerakan 3 M. Semoga virus ini segera berlalu dan bangsa kita bisa bangkit dan tumbuh berkembang sebagaimana sedia kala. Selesai.

Referensi  :

  1. https://health.grid.id/read/352082348/patut-ditiru-kebiasaan-orang-jepang-hingga-bisa-menahan-laju-pandemi-virus-corona?page=all
  2. https://www.bbc.com/news/world-asia-53188847
  3. https://thediplomat.com/2020/12/masks-key-to-keeping-japans-covid-19-caseload-low/
  4. https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/29/070500065/12-negara-ini-konfirmasi-nol-kasus-covid-19-mana-saja?page=all 
  5. https://www.worldometers.info/coronavirus/ 
  6. https://muslimah.or.id/10528-berjabat-tangan-akan-menambah-kecintaan.html

Posting Komentar

0 Komentar