Tak diragukan lagi bahwa sepak bola merupakan olah raga yang paling digemari diseantero jagad raya. Sepak bola merupakan olahraga yang bisa dimainkan dan dinikmati oleh semua kalangan. Tak perlu biaya mahal untuk dapat menikmati permainan sepak bola. Karena itulah banyak sekali pemain berbakat kelas dunia bermunculan dari negara-negara miskin di Afrika.
Negeri kita tercinta Indonesia juga tak ketinggalan tampil sebagai negara yang mayoritas penduduknya merupakan penggemar berat sepak bola. Dukungan rakyat Indonesia kepada Tim Nasional Sepak Bola Indonesia bagaikan kisah percintaan romantis yang dibumbui pasang surut, benci bercampur rindu namun tak lekang oleh waktu. Setiap pertandingan Tim Nasional Indonesia selalu dinantikan oleh jutaan penggemarnya dari sabang sampai merauke walaupun ujung-ujungnya selalu gagal maning 2x.
Pernah tampil di Piala Dunia walaupun atas nama Hindia Belanda Tahun 1938 dan diakui FIFA sebagai negara Asia pertama yang tampil dipiala dunia.
Q: Who were the first team from Asia to appear at a #WorldCup?🤔
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) January 26, 2018
A: The Dutch East Indies, known now as 🇮🇩Indonesia (@pssi__fai), reached the 1938 finals in 🇫🇷France #TBT
📽️ 👉https://t.co/wlRphQQa95 pic.twitter.com/K2T3u4Zn9wLolos ke perempat final Olimpiade Melbourne Tahun 1956 walaupun kalah dipertandingan ulang dengan skor 0-4 dari Uni Soviet setelah berhasil menahan imbang tanpa gol Sang Raksasa Eropa yang kala itu diperkuat oleh penjaga gawang terbaik didunia Lev Yashin. Medali perunggu Asian Games Tahun 1958 di Tokyo, Jepang.
Lolos ke Piala Dunia U-20 Tahun 1979 di Jepang dan sempat merasakan "keganasan" sang legenda Diego Armando Maradona.
Walaupun pernah berjaya ditingkat Asia, Tim Nasional masa itu (sebelum era Tahun 1990-an) ternyata belum beruntung untuk ikut serta mencicipi atmosfer kompetisi paling bergengsi antar negara-negara dikawasan Asia yaitu Piala Asia. Keikutsertaan Indonesia pada ajang Piala Asia pertama kalinya terjadi pada Tahun 1996 ketika Uni Emirat Arab menjadi tuan rumah. Tim Nasional memang gagal berprestasi kala itu, walaupun sempat memberikan kejutan dipartai pembuka ketika nyaris mengalahkan Kuwait yang berhasil melaksanakan "epic comeback" yang memaksa Tim Nasional hanya berhasil membawa pulang 1 angka disepanjang turnamen. Pada pertandingan selanjutnya Tim Nasional sempat merepotkan raksasa Asia Korea Selatan dan juga tim tuan rumah walaupun akhirnya harus berujung kekalahan.
Mengenang Piala Asia Tahun 1996 tersebut, semua pecinta sepak bola nasional tentunya tidak akan lupa dengan aksi spektakuler seorang pemuda dari Jawa Tengah bernama Widodo Cahyono Putro yang sukses mencetak dua gol diturnamen tersebut dan salah satunya dinobatkan sebagai gol terbaik sepanjang turnamen. Gol tendangan salto Widodo ke gawang Kuwait setelah menerima umpan cantik dari Ronny Wabia juga ditetapkan menjadi salah satu gol terbaik sepanjang sejarah perhelatan Piala Asia.
Setelah gantung sepatu, Widodo kemudian melanjutkan karirnya sebagai pelatih. Pernah menjabat sebagai pelatih dan asisten pelatih Tim Nasional, Widodo meraih prestasi tertingginya ketika berhasil mengantarkan anak asuhnya Bali United menjadi runner up Liga Indonesia pada Tahun 2017. Saat ini Widodo masih aktif melatih klub berjuluk "Pendekar Cisadane" Persita Tangerang. Selesai.
2 Komentar
Terimakasih informasinya..
BalasHapusBaca juga :6 Manfaat Membaca untuk Kesehatan
Baik gan, terima kasih atensinya.
Hapus