Kesuksesan dilapangan hijau akan membuat seorang pemain sepakbola menjadi pahlawan bagi para penggemarnya. Nama-nama pemain hebat akan terus dikenang walaupun disaat mereka telah tiada. Contoh yang sederhana adalah “abadinya”nama penyerang asal Prancis Just Fontaine yang hingga sampai saat ini masih tercatat sebagai seorang pencetak gol terbanyak dalam 1 kali keikutsertaannya di Piala Dunia yang mana koleksi golnya mencapai 2 digit.
Kesuksesan pemain terkadang tidak hanya membuat mereka meraup pundi-pundi uang hanya dari klub atau negara mereka saja, godaan dari berbagai perusahaan pun datang untuk “membantu” mempromosikan produk mereka, tidak hanya itu tawaran untuk datang ke acara di stasiun TV bahkan juga bermain sinetron atau bahkan film layar lebar. Godaan itulah yang menjadikan David Beckham contohnya yang berhasil menjadi salah satu pesepak bola terkaya didunia yang memperoleh penghasilan tambahan dari berbagai iklan yang dibintanginya.
Menjadi bintang iklan TV tidak hanya menjadi dominasi para bintang kelas dunia saja, untuk cakupan lokal,beberapa pemain Indonesia juga pernah merasakan “manisnya” pendapatan dari iklan. Sebut saja dulu ada Rocky Putirai yang membintangi iklan sepatu sepak bola merk specs, juga Kurniawan dwi yulianto yang pernah jadi bintang iklan milo serta Maman Abdurahman yang pernah jadi bintang iklan salah satu merk oli. Di masa kini muncullah beberapa nama yang menghiasi layar kaca televisi Indonesia, diantaranya Firman Utina, Atep, Ponaryo Astaman, dan tak ketinggalan juga Irfan Bachdim dan Christian Gonzales. Dua nama terakhir adalah “wajah baru” di tim nasional Indonesia yang merupakan buah dari naturalisasi. Keduanya memikat hati publik Indonesia setelah menampilkan kecemerlangannya di Piala AFF 2010 lalu. Kedua nama ini tiba-tiba menjelma menjadi selebritis baru di tanah air. Hampir setiap hari kita bisa melihat Irfan Bachdim tampil membintangi iklan shampo, sepeda motor bahkan juga iklan minuman berenergi sementara El Loco Gonzales tak kalah juga tampil dibeberapa iklan serta menjadi bintang tamu disinetron Islam KTP yang ditayangkan disalah satu TV swasta. Tidak dipanggilnya lagi Irfan ke tim nasional karena bermain bersama Persema di Liga Primer Indonesia tidak membuat popularitasnya menurun. Wajahnya juga sering wara-wiri di berbagai acara infotainment dan kekasihnya Jennifer Kurniawan, ikut “kecipratan” populer setelah hubungannya dengan Irfan diekspos oleh media massa. Jennifer mendapat berbagai tawaran untuk jadi model dan juga tampil dibeberapa acara televisi. Hal yang sama juga dirasakan oleh istri dan anak Christian Gonzales yang juga ikut tenar karena popularitasnya. Wajah bule yang tampan dan tubuh yang atletis nampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemain naturalisasi ini untuk menjadi selebritis baru yang tidak kalah populer dengan para selebritis senior mereka yang notabenenya memang “100% artis”.
Banyak faktor yang mendorong pemain sepak bola yang memiliki orang tua yang berasal dari Negara berbeda ataupun yang telah lama menetap disuatu Negara untuk memilih salah satu kewarganegaraan. Irfan contohnya yang memiliki hasrat yang kuat untuk mengenakan seragam tim nasional dan berkompetisi dilevel internasional, akhirnya memilih tanah air ayahnya karena adanya kecintaan kepada Indonesia walaupun belum terlalu mengenalnya tapi darah Indonesia yang mengalir ditubuhnya membuatnya ingin memberikan prestasi yang terbaik bagi merah putih. Persaingan yang berat untuk menjadi pemain nasional dinegeri kincir angin juga menjadi salah satu faktor yang mendorongnya memilih Indonesia. Di sisi lain Gonzales yang telah menikah dengan wanita Indonesia dan dianugerahi beberapa orang anak, serta telah bertahun-tahun menetap dan bekerja di Indonesia, menjadi sangat cinta Indonesia dan ingin menetap di Indonesia untuk selamanya dan meninggalkan kampung halamannya di Uruguay.
Mungkin karena gairah baru yang dibawa oleh kedua pemain ini pada ajang piala AFF lalu yang membuat antusiasme dan ekspektasi masyarakat kepada tim nasional kembali meninggi atau mungkin karena cepat populernya orang berwajah bule dinegeri ini, banyak pemain berdarah Indonesia kemudian ikut pula berbondong-bondong mengajukan proposal untuk dapat diterima menjadi warga Negara Indonesia. Hal ini terlihat jelas pada seleksi tim Pra Olimpiade lalu yang diikuti oleh beberapa pemain keturunan Indonesia seperti Andrea Bitar, Ruben Warnabaran, Jordy de Kat, James Zaidan Saragih dan juga 2 punggawa FC Utrecht Stephano de Lilipaly dan Mark van de marel yang urung mengikuti seleksi. Ruben Warnabaran menjadi satu-satunya pemain yang lolos dalam seleksi ini dan sudah positif mendapatkan kewarga negaraan Indonesia, sementara Jordy de Kat masih harus bersabar dan memulai langkahnya dengan bergabung bersama Tangerang Wolves di LPI. Proposal masih terus berdatangan, tersebutlah nama Sergio Van Dijk top skor A-League yang sebelumnya pernah menyatakan keinginannya bermain di Indonesia karena darah Maluku yang mengalir ditubuhnya, Stopper Persipura Victor Igbonefo dan penyerang Persija Greg Nwokolo, masuk daftar pemain yang menunggu di ‘acc’ ya perpindahan kewarganegaraan mereka.
Apapun motivasi mereka, apabila naturalisasi terwujud, disatu sisi ini adalah hal yang positif yang dalam jangka pendek mampu menciptakan tim nasional yang kuat dan disegani seperti yang telah dibuktikan oleh Singapura dan yang teranyar Filipina. Naturalisasi juga akan mendorong para pemain asli Indonesia untuk terus meningkatkan kemampuannya agar tidak menjadi tamu di negerinya sendiri. Tentunya dukungan dan usaha kongkrit harus terus dilakukan PSSI, terutama sekali dalam pembinaan usia muda, yang merupakan kunci utama dalam melahirkan tim nasional yang membanggakan di masa depan. Tanpa pembinaan yang serius, naturalisasi hanya akan menghasilkan pesimisme kepada para putra pribumi karena hanya akan membuat mereka merasa bahwa usaha mereka sia-sia karena kepercayaan lebih diberikan kepada para pemain keturunan yang cenderung dianggap berada dilevel yang melebihi pemain lokal. Tapi kalau boleh kita katakan, bersiap untuk naturalisasi, berarti siap untuk jadi selebriti. Selesai.
Menjadi bintang iklan TV tidak hanya menjadi dominasi para bintang kelas dunia saja, untuk cakupan lokal,beberapa pemain Indonesia juga pernah merasakan “manisnya” pendapatan dari iklan. Sebut saja dulu ada Rocky Putirai yang membintangi iklan sepatu sepak bola merk specs, juga Kurniawan dwi yulianto yang pernah jadi bintang iklan milo serta Maman Abdurahman yang pernah jadi bintang iklan salah satu merk oli. Di masa kini muncullah beberapa nama yang menghiasi layar kaca televisi Indonesia, diantaranya Firman Utina, Atep, Ponaryo Astaman, dan tak ketinggalan juga Irfan Bachdim dan Christian Gonzales. Dua nama terakhir adalah “wajah baru” di tim nasional Indonesia yang merupakan buah dari naturalisasi. Keduanya memikat hati publik Indonesia setelah menampilkan kecemerlangannya di Piala AFF 2010 lalu. Kedua nama ini tiba-tiba menjelma menjadi selebritis baru di tanah air. Hampir setiap hari kita bisa melihat Irfan Bachdim tampil membintangi iklan shampo, sepeda motor bahkan juga iklan minuman berenergi sementara El Loco Gonzales tak kalah juga tampil dibeberapa iklan serta menjadi bintang tamu disinetron Islam KTP yang ditayangkan disalah satu TV swasta. Tidak dipanggilnya lagi Irfan ke tim nasional karena bermain bersama Persema di Liga Primer Indonesia tidak membuat popularitasnya menurun. Wajahnya juga sering wara-wiri di berbagai acara infotainment dan kekasihnya Jennifer Kurniawan, ikut “kecipratan” populer setelah hubungannya dengan Irfan diekspos oleh media massa. Jennifer mendapat berbagai tawaran untuk jadi model dan juga tampil dibeberapa acara televisi. Hal yang sama juga dirasakan oleh istri dan anak Christian Gonzales yang juga ikut tenar karena popularitasnya. Wajah bule yang tampan dan tubuh yang atletis nampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemain naturalisasi ini untuk menjadi selebritis baru yang tidak kalah populer dengan para selebritis senior mereka yang notabenenya memang “100% artis”.
Banyak faktor yang mendorong pemain sepak bola yang memiliki orang tua yang berasal dari Negara berbeda ataupun yang telah lama menetap disuatu Negara untuk memilih salah satu kewarganegaraan. Irfan contohnya yang memiliki hasrat yang kuat untuk mengenakan seragam tim nasional dan berkompetisi dilevel internasional, akhirnya memilih tanah air ayahnya karena adanya kecintaan kepada Indonesia walaupun belum terlalu mengenalnya tapi darah Indonesia yang mengalir ditubuhnya membuatnya ingin memberikan prestasi yang terbaik bagi merah putih. Persaingan yang berat untuk menjadi pemain nasional dinegeri kincir angin juga menjadi salah satu faktor yang mendorongnya memilih Indonesia. Di sisi lain Gonzales yang telah menikah dengan wanita Indonesia dan dianugerahi beberapa orang anak, serta telah bertahun-tahun menetap dan bekerja di Indonesia, menjadi sangat cinta Indonesia dan ingin menetap di Indonesia untuk selamanya dan meninggalkan kampung halamannya di Uruguay.
Mungkin karena gairah baru yang dibawa oleh kedua pemain ini pada ajang piala AFF lalu yang membuat antusiasme dan ekspektasi masyarakat kepada tim nasional kembali meninggi atau mungkin karena cepat populernya orang berwajah bule dinegeri ini, banyak pemain berdarah Indonesia kemudian ikut pula berbondong-bondong mengajukan proposal untuk dapat diterima menjadi warga Negara Indonesia. Hal ini terlihat jelas pada seleksi tim Pra Olimpiade lalu yang diikuti oleh beberapa pemain keturunan Indonesia seperti Andrea Bitar, Ruben Warnabaran, Jordy de Kat, James Zaidan Saragih dan juga 2 punggawa FC Utrecht Stephano de Lilipaly dan Mark van de marel yang urung mengikuti seleksi. Ruben Warnabaran menjadi satu-satunya pemain yang lolos dalam seleksi ini dan sudah positif mendapatkan kewarga negaraan Indonesia, sementara Jordy de Kat masih harus bersabar dan memulai langkahnya dengan bergabung bersama Tangerang Wolves di LPI. Proposal masih terus berdatangan, tersebutlah nama Sergio Van Dijk top skor A-League yang sebelumnya pernah menyatakan keinginannya bermain di Indonesia karena darah Maluku yang mengalir ditubuhnya, Stopper Persipura Victor Igbonefo dan penyerang Persija Greg Nwokolo, masuk daftar pemain yang menunggu di ‘acc’ ya perpindahan kewarganegaraan mereka.
Apapun motivasi mereka, apabila naturalisasi terwujud, disatu sisi ini adalah hal yang positif yang dalam jangka pendek mampu menciptakan tim nasional yang kuat dan disegani seperti yang telah dibuktikan oleh Singapura dan yang teranyar Filipina. Naturalisasi juga akan mendorong para pemain asli Indonesia untuk terus meningkatkan kemampuannya agar tidak menjadi tamu di negerinya sendiri. Tentunya dukungan dan usaha kongkrit harus terus dilakukan PSSI, terutama sekali dalam pembinaan usia muda, yang merupakan kunci utama dalam melahirkan tim nasional yang membanggakan di masa depan. Tanpa pembinaan yang serius, naturalisasi hanya akan menghasilkan pesimisme kepada para putra pribumi karena hanya akan membuat mereka merasa bahwa usaha mereka sia-sia karena kepercayaan lebih diberikan kepada para pemain keturunan yang cenderung dianggap berada dilevel yang melebihi pemain lokal. Tapi kalau boleh kita katakan, bersiap untuk naturalisasi, berarti siap untuk jadi selebriti. Selesai.
0 Komentar