Saat ini PSSI sedang getol menaturalisasi pemain sepak bola keturunan. Namun program naturalisasi yang menopang kebangkitan tim nasional ternyata tak terlepas dari hoaks
Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di jagat raya saat ini. Diperkirakan kurang lebih 4 miliar manusia di seluruh dunia menjadi penggemar setia olahraga yang menurut catatan sejara pertama kali dimainkan di Negeri Ratu Elizabeth ini. Jutaan pemuda di seluruh penjuru dunia bermimpi menjadi pemain sepak bola profesional dan membela negara mereka di ajang kompetisi sepak bola terakbar, piala dunia.
Popularitas sepak bola juga tak luput dari keseharian masyarakat bumi pertiwi. Fanatisme terhadap klub-klub besar seperti Persebaya, Persija dan Persib begitu besar sehingga salah seorang bintang sepak bola kelas dunia, Michael Essien bahkan pernah berujar bahwa laga Persija vs Persib Bandung tensinya lebih tinggi melebihi El Clasico hingga derby London. Disamping kecintaan kepada klub masing-masing, para penggemar sepak bola Indonesia juga memiliki fanatisme yang tinggi terhadap Tim Nasional Indonesia.
Setelah lama menanti datangnya prestasi, akhir-akhir ini fans setia tim merah putih sedang berbunga-bunga dan "full senyum" karena tim kesayangan akhirnya berhasil mencapai sejumlah capaian yang membanggakan hati. Bagaikan sebuah kendaraan yang sedang melaju kencang di jalur yang benar, torehan prestasi yang digapai tim nasional pada berbagai kelompok umur disinyalir tak terlepas dari peran sentral para pemain diaspora berkualitas tinggi yang telah dinaturalisasi sehingga memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Puluhan pemain keturunan yang diawali oleh Irfan Bachdim hingga yang teranyar kiper jangkung Maarten Paes telah menetapkan pilihan untuk membela panji garuda di arena internasional.
Namun bak kata pepatah, tak ada gading yang tak retak tak ada kaca yang tak buram, kebahagiaan para pendukung tim nasional yang selalu wara wiri memantau berita dan sosial media para pemain keturunan sedikit terusik dengan munculnya kabar berita yang tidak benar yang terlalu dini menyimpulkan adanya darah Indonesia yang mengalir di tubuh beberapa pemain sepak bola kelas dunia yang telah atau sedang berlaga di liga-liga elit di Benua Eropa. Berikut ini 3 nama pemain kelas dunia yang pernah dikabarkan memiliki garis keturunan Indonesia.
3. Sydney Van Hooijdonk
Sydney Van Hooijdonk di Bologna (Instagram/Sydney Van Hooijdonk)
Striker jangkung setinggi 190 cm ini baru berusia 24 tahun dan telah mencicipi kerasnya persaingan kompetisi di liga teratas Belanda Eredivisie dan saat ini menjadi bagian dari tim Seri A Italia Bologna yang sedang dipinjamkan ke Norwich City salah satu klub legendaris yang tengah bersaing di kasta kedua Liga Inggris, EFL Championship. Van Hooijdonk adalah anak dari seorang legenda Tim Nasional Belanda Pierre Van Hooijdonk yang telah mencatatkan 46 penampilan bersama Tim Orange. Van Hooidonk senior inilah yang sebelumnya santer diberitakan memiliki darah Maluku sehingga sang anak kemudian dikaitkan dengan Tim Garuda dan diharapkan bersedia untuk bergabung memperkuat tim merah putih. Dan ternyata kabar tersebut tidak benar karena tidak ditemukan bukti bahwa Sydney memiliki darah keturunan Indonesia, bahkan berdasarkan data di wikipedia, garis keturunannya justru berasal dari Maroko, bukan Maluku.
2. Robin Van Persie
Robin Van Persie dan Cesc Fabregas (Instagram/Robin Van Persie)
1. VinÃcius Júnior
Vinicius Junior (Instagram/Vinicius Junior)
Pada puncak daftar ini tak lain dan tak bukan adalah salah seorang penyerang kelas dunia yang sedang ada dalam masa keemasannya, Vinicius Junior. Striker asal Negeri Samba ini seumuran dengan Sydney namun telah sukses mengukir prestasi yang sangat spektakuler di usia muda. Memperkuat Real Madrid sejak Tahun 2018, Vini begitu panggilan akrabnya, berperan besar mengantarkan Los Blancos merajai Eropa dengan torehan 2 gelar juara UEFA Champions League pada musim 2021-2022 dan 2023-2024, gelar La Liga dan sederet penghargaan lainnya yang tentu saja juga menghadirkan reward berupa berbagai penghargaan individu bagi dirinya. Entah gurauan atau memang sekedar mencari sensasi, tiba-tiba saja beredar kabar viral di media sosial bahwa Vini memiliki darah Indonesia dari ibunya yang disebut bernama Fernanda Sudiono. Apabila ditelusuri lebih lanjut diberbagai media baik nasional maupun internasional, ternyata ibu Vini bernama Tatiana, seorang penduduk Brazil keturunan Kongo. Kabar bohong tentang Vinicius Junior ini telah ramai dibantah oleh berbagai media nasional.
Ojo gumunan, ojo kagetan
Tak hanya di sepak bola, berita hoaxs ternyata sangat banyak beredar dan "memaksa" para netizen Indonesia untuk percaya, mengernyitkan dahi atau menelusuri lebih jauh tentang kebenarannya. Yang teranyar adalah kabar tentang Walikota Boston Michelle Wu yang disebut berasal dari Yogyakarta. Sebelumnya pernah juga diberitakan bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman, kabar bohong tentang Patih Gajah Mada yang diklaim merupakan seorang muslim dengan nama asli Gaj Ahmada. dan berbagai berita bohong lainnya yang terkadang terkesan konyol dan menggelikan.
Menyikapi mudahnya penyebaran berita bohong, mungkin ada benarnya salah satu filosofi masyarakat Jawa yang populer yang berbunyi "Ojo gumunan, ojo kagetan", yang mengingatkan kita agar jangan mudah takjub dan agar jangan mudah kaget menyikapi segala hal yang terjadi disekitar kita. Viralnya suatu berita di dunia maya pada masa sekarang merupakan salah satu hal yang terbukti sukses mengundang cuan, oleh karenanya sangat wajar kalau banyak pihak berlomba-lomba membuat berbagai berita yang diberikan bumbu-bumbu yang terkadang berlebihan untuk mengundang perhatian netizen. Maka pada akhirnya marilah kita kembalikan kepada diri masing-masing untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam mengkonsumsi berita.
0 Komentar