Beberapa waktu yang lalu aku meminjam sebuah buku judulnya cukup “dahsyat” yaitu Super Great Memory yang ditulis oleh Irwan Widiatmoko seorang alumni ITS yang merupakan pemegang rekor MURI dalam hal daya ingat. Penulis didukung oleh pendapat para ahli mengemukakan bahwa orang terjenius didunia sekaliber Albert Einstein sekalipun sesungguhnya baru menggunakan kurang dari 10 % dari potensi otaknya.
. Penulis juga mengungkapkan bahwa seandainya manusia hidup selama 100 tahun dan selalu mengisi kedalam otaknya setidaknya 10 informasi/data per detik, maka memori otak mereka tetap belum akan penuh.
Suatu hal yang fantastis apabila teori ini adalah kebenaran. Penulis kemudian mengemukakan beberapa teknik dasar yang akan mampu membuat semua data yang diterima disimpan dalam memori jangka panjang dari otak kita. Tertarik dengan buku itu, aku berusaha “googling” tentangnya, dan menemukan bahwa ternyata banyak juga orang yang tidak yakin akan kebenaran teori Irwan Widiatmoko atau yang biasa dipanggil Mr. SGM tersebut.
Terlepas dari pertentangan yang ada, hal ini mengingatkanku tentang kisah para cendekiawan muslim yang memiliki kemampuan menghapal yang luar biasa. Dikisahkan bahwa Imam Syafii telah menghapal Al Quran pada usia 7 tahun dan kitab monumental gurunya Imam Malik yang berjudul Muwatta sebelum beliau baligh, beliau juga dikenal sebagai jajaran penghapal hadits. Tradisi ini diteruskan oleh murid beliau Imam Ahmad yang dikatakan sebagai penghapal sekitar 2 juta hadits dan fatwa para sahabat. Yang tidak kalah spektakulernya juga mata rantai tak terputus dari Imam Bukhari yang dikisahkan sebagai penghapal 600 ribu hadits dan merupakan ahli hadits yang kitabnya disepakati para ulama sebagai kitab terpercaya kedua setelah Al Qur’an, dikisahkan bahwa beliau pernah mendiktekan 15 ribu hadits kepada teman 2 nya sesama pencari ilmu.. Yang juga mencengangkan adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang selain menghapal Al Qur’an dan hadits juga dikenal sebagai pelajar yang paling jenius yang bisa memahami berbagai bidang ilmu dengan mudahnya dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.
Aku juga tidak tahu apakah teori Mr. SGM berlebihan atau tidak, tapi melihat apa yang telah dicapai oleh para ilmuwan muslim tersebut, aku merasa bahwa kalaupun tidak seluruh teori Mr. SGM itu betul, setidaknya sebagiannya adalah hal yang ada dalam realita. Tapi tidaklah mudah mencapai prestasi seperti apa yang mereka raih, karena mereka adalah orang 2 yang sangat wara’ dan sangat menjaga diri dari hal yang dilarang dan menjauhkan diri mereka dari syubhat. Apalagi dengan begitu banyaknya cobaan dan ujian berupa banyaknya kejelekan dimasa ini. Sungguh prestasi itu bagaikan bintang yang mungkin berada entah berapa juta tahun perjalanan cahaya diatas sana. Jangankan untuk menjadi manusia dengan ingatan super seperti itu, memulai perubahan dalam diri sendiri dengan usaha keras meninggalkan semua kejelekan dan berusaha ikhlas dalam semua kebaikan adalah pekerjaan yang paling berat untuk dilakukan. Aku betul-betul berharap bahwa semua pintu menuju kebaikan itu tidak akan tertutup sebelum masa menjadi kadaluarsa dan penyesalan tiada lagi berguna. Sesungguhnya terlalu muluk 2 apabila kita mengharapkan prestasi seperti itu, alangkah baiknya jika kita berusaha sedikit demi sedikit bahkan bila harus merangkak, bergerak menuju kepada pintu 2 kebaikan. Semoga saja kita diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, dan siapa tahu saja, Dia bermurah hati dengan memberikan otak “super” yang mengajak kita menuju apa yang diridhai-Nya.
Suatu hal yang fantastis apabila teori ini adalah kebenaran. Penulis kemudian mengemukakan beberapa teknik dasar yang akan mampu membuat semua data yang diterima disimpan dalam memori jangka panjang dari otak kita. Tertarik dengan buku itu, aku berusaha “googling” tentangnya, dan menemukan bahwa ternyata banyak juga orang yang tidak yakin akan kebenaran teori Irwan Widiatmoko atau yang biasa dipanggil Mr. SGM tersebut.
Terlepas dari pertentangan yang ada, hal ini mengingatkanku tentang kisah para cendekiawan muslim yang memiliki kemampuan menghapal yang luar biasa. Dikisahkan bahwa Imam Syafii telah menghapal Al Quran pada usia 7 tahun dan kitab monumental gurunya Imam Malik yang berjudul Muwatta sebelum beliau baligh, beliau juga dikenal sebagai jajaran penghapal hadits. Tradisi ini diteruskan oleh murid beliau Imam Ahmad yang dikatakan sebagai penghapal sekitar 2 juta hadits dan fatwa para sahabat. Yang tidak kalah spektakulernya juga mata rantai tak terputus dari Imam Bukhari yang dikisahkan sebagai penghapal 600 ribu hadits dan merupakan ahli hadits yang kitabnya disepakati para ulama sebagai kitab terpercaya kedua setelah Al Qur’an, dikisahkan bahwa beliau pernah mendiktekan 15 ribu hadits kepada teman 2 nya sesama pencari ilmu.. Yang juga mencengangkan adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang selain menghapal Al Qur’an dan hadits juga dikenal sebagai pelajar yang paling jenius yang bisa memahami berbagai bidang ilmu dengan mudahnya dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.
Aku juga tidak tahu apakah teori Mr. SGM berlebihan atau tidak, tapi melihat apa yang telah dicapai oleh para ilmuwan muslim tersebut, aku merasa bahwa kalaupun tidak seluruh teori Mr. SGM itu betul, setidaknya sebagiannya adalah hal yang ada dalam realita. Tapi tidaklah mudah mencapai prestasi seperti apa yang mereka raih, karena mereka adalah orang 2 yang sangat wara’ dan sangat menjaga diri dari hal yang dilarang dan menjauhkan diri mereka dari syubhat. Apalagi dengan begitu banyaknya cobaan dan ujian berupa banyaknya kejelekan dimasa ini. Sungguh prestasi itu bagaikan bintang yang mungkin berada entah berapa juta tahun perjalanan cahaya diatas sana. Jangankan untuk menjadi manusia dengan ingatan super seperti itu, memulai perubahan dalam diri sendiri dengan usaha keras meninggalkan semua kejelekan dan berusaha ikhlas dalam semua kebaikan adalah pekerjaan yang paling berat untuk dilakukan. Aku betul-betul berharap bahwa semua pintu menuju kebaikan itu tidak akan tertutup sebelum masa menjadi kadaluarsa dan penyesalan tiada lagi berguna. Sesungguhnya terlalu muluk 2 apabila kita mengharapkan prestasi seperti itu, alangkah baiknya jika kita berusaha sedikit demi sedikit bahkan bila harus merangkak, bergerak menuju kepada pintu 2 kebaikan. Semoga saja kita diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, dan siapa tahu saja, Dia bermurah hati dengan memberikan otak “super” yang mengajak kita menuju apa yang diridhai-Nya.
0 Komentar