Bersama kesulitan pasti ada kemudahan, habis gelap terbitlah terang. Begitulah sebagian dari kata-kata motivasi yang sering kita dengar. Banyaknya ungkapan inspiratif dan motivasional terkadang masih belum cukup bagi kita untuk bertahan di tengah “badai” ujian dan cobaan yang tak henti melanda setiap tarikan nafas kehidupan. Namun bagaimanapun adanya kehidupan, sebagai makhluk Tuhan diharamkan bagi kita untuk berputus asa dari rahmat dan pertolongan-Nya karena Sang Maha Penguasa telah berjanji untuk menjamin kehidupan seluruh makhluk di atas permukaan bumi.
Pandemi virus covid 19 telah menjadi musibah yang menyebar luas di seantero dunia. Tidak hanya mengakibatkan melayangnya jutaan nyawa manusia, virus ini juga meluluhlantakkan perekonomian seluruh negara didunia termasuk negara-negara yang sudah mapan dengan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi. Singapura menyusul negeri matahari terbit Jepang, Hongkong, Jerman, Prancis dan negeri spaghetti Italia yang telah terlebih dahulu masuk ke jurang resesi. Indonesia sendiri diprediksi tak lama lagi juga akan ikut “meneguk pahitnya” resesi tersebut.
Ditengah musibah pasti ada hikmah yang bisa dipetik, ditengah pandemi pasti ada solusi. Bagi para pembaca yang sempat melihat tayangan berita pagi ini di salah satu saluran televisi swasta nasional pasti akan setuju dengan pernyataan kami tersebut. Trans 7 pagi ini menayangkan berita yang sangat menginspirasi dan meningkatkan optimisme. Berita yang ditayangkan dengan tema “Desa Miliarder” tersebut menunjukkan kepada kita bahwa selalu ada harapan dan peluang untuk bangkit dan maju berkembang meskipun harus menghadang gelombang.
Awal membaca judul berita kami beranggapan bahwa desa miliarder ini merupakan desa yang penduduknya kaya semua “gemah ripah loh jinawi”. Dugaan kami rupanya keliru dan ternyata informasi yang disampaikan berkaitan dengan deklarasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Sekapuk, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang mendeklarasikan diri sebagai Desa Miliarder.
Berdasarkan penjelasan dari Abdul Halim, Kepala Desa Sekapuk, awalnya Desa Sekapuk merupakan desa tertinggal yang minim infrastruktur dan layanan transportasi. Abdul Halim kemudian melihat bahwa desa ini bisa berkembang dengan adanya potensi sumber daya alam. Dengan menerapkan prinsip gotong royong dan memaksimalkan kreatifitas masyarakat, Desa Sekapuk telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan mengelola Wisata Alam Setigi, Kebun Pak Inggih dan aneka ragam jajanan produksi ibu-ibu PKK serta masyarakat sekitar. Salah seorang ibu PKK yang diwawancarai bahkan menjelaskan bahwa kini beliau dapat memperoleh tambahan penghasilan mulai dari tiga ratus ribu rupiah per minggu dari hasil membuat cemilan sehingga tersibukkan dan tidak memiliki waktu lagi untuk “ngrasani/menggosip”. Keberhasilan Desa Sekapuk menjadi desa mandiri yang miliarder dibuktikan dengan “mewahnya” kendaraan operasional desa yang berjumlah 5 unit yang terdiri dari masing-masing 1 Unit Toyota Alphard, kemudian Grand Livina untuk PKK, Mazda Double Cabin untuk operasional Wisata, Expander untuk BUMdes dan mobil Ambulan standar covid ditambah dengan puluhan sepeda listrik.
Deklarasi ini merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan desa sekapuk mencapai bahkan jauh melampaui target peningkatan pendapatan desa baik dari PKK maupun BumDes serta menciptakan sekitar 500-an lapangan kerja baru. Deklarasi desa miliarder tersebut, diawali dengan motong tumpeng, kirab jajaran Pemdes, BPD, PKK, RT/RW, dan Bumdes. Rombongan mengendarai lima mobil operasional dan puluhan sepeda listrik, keliling desa mulai Balai Desa sampai Wisata Alam Setigi.
Desa Sekapuk ternyata bukan yang pertama menjadi desa miliarder di Indonesia. Sebelumnya Desa Ponggok yang berada di Kecamatan Polan Harjo, Klaten, Jawa Tengah juga telah berhasil meraih penghargaan sebagai desa wisata dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada tahun 2017 silam. Desa Ponggok ini sukses mengelola objek wisata Umbul Ponggok, toko desa, wahana air Ponggok Ciblon dan budidaya perikanan. Desa Ponggok. Dengan inovasi dari Pemerintah Desa Ponggok, desa yang semula hanya memperoleh pendapatan 80 juta pertahun menjelma menjadi desa wisata dengan pendapatan lebih dari 10 miliar. Desa Ponggok terus bergerak maju dengan berbagai program yang menyentuh langsung perbaikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat seperti program satu rumah satu sarjana berupa bantuan pendidikan bagi mahasiswa dari desa ponggok, program perlindungan Kesehatan untuk BPJS, program air bersih dan sanitasi, program rehab rumah dan menyantuni semua lansia yang ada di desa.
Desa Sekapuk, Desa Ponggok dan mungkin masih
banyak desa-desa miliarder lainnya adalah bukti bahwa Indonesia memiliki
potensi yang besar untuk maju dan berkembang dengan mengandalkan gotong royong,
kreatifitas dan kejujuran. Marilah kita gelorakan bersama optimisme untuk
bangkit di tengah keterpurukan. Indonesia bisa, Indonesia hebat.Selesai.
Sumber gambar : https://www.desabisa.com/keren-lokasi-bekas-tambang-di-gresik-ini-disulap-jadi-wisata-spot-foto-instagramable/
0 Komentar