Full Width CSS

Testimoni Kayu Setigi


Siang kemarin dalam perjalanan mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ada hewan penyengat yang hinggap di punggung kami dan meninggalkan jejak berupa rasa yang lumayan pedih dan nyeri serta bengkak. Pada malam hari setelah maghrib kami teringat dengan sebongkah kecil kayu yang pernah kami beli di dekat Masjid Nurul Amin Pagaruyung setelah Shalat Jumát (kami sendiri lupa kapan pastinya membeli kayu tersebut). Kayu tersebut bernama kayu setigi. Sang penjual sepertinya adalah orang Jawa yang berkeliling Indonesia menjajakan barang dagangannya. Cukup sering beliau datang menggelar tikar guna menjajakan kayu setigi selepas shalat Jumát di pelataran halaman Masjid Nurul Amin Pagaruyung Batusangkar.

Setiap kali datang ke Batusangkar, sang pedagang selalu mendemonstrasikan khasiat dari Kayu Setigi tersebut. Sang pedagang membawa beberapa ekor ular berwarna hitam belang kuning. Setelah menjelaskan khasiat yang diberikan Sang Pencipta pada kayu setigi, beliau kemudian mengarahkan ular yang telah dibawa tersebut untuk menggigit tangannya, terlihat sekali tajamnya gigitan ular tersebut. Setelah si ular puas, sang pedagang kemudian menempelkan kayu setigi di tangan yang terkena gigitan ular tersebut. Setelah menunggu beberapa menit, kayu setigi itupun kemudian lepas dari sendirinya dari tangan sang pedagang padahal sebelumnya pada saat menempel tidak bisa dicabut walaupun digeser menggunakan pisau.

Berdasarkan penjelasan sang pedagang, kayu setigi tersebut bermanfaat untuk menyerap racun dari berbagai binatang berbisa seperti ular dan kalajengking, hewan penyengat seperti tawon dan lebah, juga untuk menetralisir luka bekas gigitan anjing dan binatang lain yang dapat membawa virus rabies. Kayu setigi juga dapat menyerap luka karena terkena tertusuk paku, besi dan lain-lain. Cara pemakaiannya pun cukup mudah, hanya dengan menempelkan kayu setigi ke bagian tubuh yang terluka dan menunggu sampai kayu setigi lepas dengan sendirinya.

Singkat cerita kami pun mencoba khasiat kayu setigi tersebut pada bekas sengatan di punggung kami. Dan ternyata benar, kayu setigi itu menempel di punggung kami dan lepas dengan sendirinya setelah beberapa menit. Alhamdulillah rasa pedih bekas sengatan itu berkurang dan ketika kami bangun di pagi hari, bengkaknya pun sudah banyak berkurang.


Si Mas penjual kayu setigi menjual barang dagangannya dengan harga yang cukup murah, kayu yang kami beli terdiri dari dua potong, satu potongan kecil dan satu potongan agak besar (seperti gambar diatas) dijual dengan harga Rp. 20.000,- dan juga ada kayu setigi yang diolah berbentuk menyerupai cincin batu akik dijual seharga Rp. 50.000,-. Kami sarankan kepada para pembaca terutama yang tinggal dirumah yang berpotensi dilewati oleh binatang berbisa/penyengat atau sering bepergian ke ladang, mendaki gunung dan berbagai aktifitas di alam lainnya untuk dapat menyimpan kayu setigi ini guna berjaga-jaga sebagai pertolongan pertama bila terjadi musibah yang tidak terduga. Kayu setigi inipun bila ditanyakan kepada “Mbah Google”ternyata juga banyak tersedia di lapak-lapak online. Salah seorang YouTuber pun sempat “mengabadikan” saat sang penjual kayu setigi menjajakan barang dagangannya. Cekidot.

Posting Komentar

0 Komentar