And still the undisputed UFC .....weight champion of the world....
Kalimat yang biasa diucapkan oleh Bruce Buffer didalam arena oktagon ini tentunya tak asing bagi para pecinta olahraga bela diri campuran (mixed martial arts). Ultimate Fighting Championship atau biasa disingkat UFC adalah ajang olahraga bela diri campuran terkemuka didunia. Semenjak kehadiran UFC diawal tahun 90-an, terjadi perubahan paradigma bagi para penggemar olahraga bela diri. Sebelum hadirnya UFC, bela diri tradisional yang berkonsentrasi pada satu gaya (pertarungan berdiri/stand up fight) seperti Karate, Taekwondo dan Kungfu sangat populer. Berbagai film yang menggambarkan keindahan seni bela diri tersebut dibuat dan laku keras di pasaran. Generasi 90-an tentu tidak akan lupa dengan "pesona" film Karate Kid yang mengusung tema Karate ataupun Best of The Best yang membawa genre Taekwondo dan Once Upon a Time In China yang sukses melambungkan nama Jet Li sebagai salah satu aktor kungfu terkemuka. Dengan kehadiran UFC, para penggemar olahraga beladiri mulai memadukan olahraga yang berfokus pada pertarungan berdiri tersebut dengan beladiri yang berfokus pada pertarungan bawah (ground fight) seperti Brazilian Jiu Jitsu, gulat maupun judo.
Here Comes The Boom sebuah film yang dirilis pada tahun 2012 lalu merupakan salah satu film bergenre mixed martial arts (MMA) yang dikemas dengan perpaduan drama, komedi dan action. Film yang dibintangi oleh komedian Kevin James ini tampil "bertabur bintang" terutama kru dan petarung UFC karena "final fight" yang dilakoni oleh pemeran utama adalah sebuah pertarungan pada divisi kelas berat UFC.
Film ini menceritakan tentang seorang guru biologi berumur 42 tahun disebuah SMA di Amerika Serikat bernama Scott Voss (Kevin James) yang terkenal kurang disiplin dan sering terlambat datang mengajar. Scott yang pernah menjadi guru teladan, pada masa mudanya juga merupakan atlet gulat disekolahnya. Suatu hari Kepala Sekolah ditempatnya mengajar mengumpulkan para guru dan mengabarkan bahwa sekolah sedang dilanda krisis keuangan sehingga diperlukan rasionalisasi anggaran dengan melaksanakan pengurangan kegiatan termasuk ekstrakurikuler yang guru pengampunya Marty (Harry Winkler) merupakan sahabat karib Scott. Scott merasa iba karena Marty kemungkinan akan dipecat diusia tuanya sementara istri Marty sedang hamil muda pada saat itu. Untuk mengatasi krisis, sekolah membutuhkan dana setidaknya $48.000.
Scott menjanjikan bahwa dirinya akan berjuang untuk menutupi kekurangan dana tersebut. Disamping mengajar di sekolah, Scott juga mengajar para imigran yang akan mengikuti ujian untuk menjadi warga permanen negara Paman Sam. Salah satu murid Scott, Niko (Bas Rutten, UFC Hall of Fame) meminta kepadanya untuk dapat memberikan pelajaran tambahan secara privat. Pada awalnya Scott menolak namun kemudian pikirannya berubah dan bersedia menerima tawaran Niko. Ketika Scott datang kerumah Niko untuk mengajar, ternyata Niko dan 2 orang temannya sedang menonton pertandingan UFC. Scott pun bertanya berapa hadiah yang akan didapat jika bertarung di UFC. Niko menjelaskan bahwa pemenang akan mendapatkan $50.000 sementara lawannya mendapatkan $10.000.
Scott seperti mendapatkan solusi. Seketika dirinya berharap untuk dapat bertarung di UFC dan meminta kepada Niko yang merupakan mantan atlit MMA untuk melatihnya. Niko akhirnya bersedia melatih Scott, tetapi dia langsung mendaftarkan Scott pada pertandingan MMA pertamanya tanpa berlatih terlebih dahulu. Tibalah pada pertandingan awal, Scott yang sedikit ilfil dengan arena pertandingan yang kurang representatif berusaha mengusir ketegangan dengan berpakaian ala viking dan berharap dapat "mengintimidasi" sang lawan dengan tampilannya tersebut. Keadaan berubah menjadi kocak ketika Scott dikalahkan hanya dengan satu kali tendangan lutut dan terpaksa digotong keluar arena pertarungan.
Setelah kekalahan perdananya Scott mulai berlatih dengan Niko. Sempat menganggap enteng, Scott akhirnya merasakan kesakitan ketika menghadapi kuncian dan teknik-teknik yang diajarkan Niko. Pada pertandingan kedua Scott kembali jadi bulan-bulanan dan secara kocak meminta "time out" ditengah pertandingan. Pertandingan diarena terbuka tersebut kemudian diwarnai kelucuan karena hujan turun dan menyebabkan kedua petarung sulit untuk berdiri tegak meneruskan pertandingan.
Sebagai seorang pengajar, Scott juga memiliki perhatian yang besar kepada murid-muridnya. Scott hadir sebagai mediator ketika terjadi konflik antara salah seorang murid perempuannya Malia (Charmaine Clarice Relucio Pempengco) dengan ayahnya, Mr. De La Cruz (Reggie Lee) yang memintanya berhenti sekolah untuk membantunya mengelola restoran.
Scott terus berlatih dan pada pertandingan selanjutnya sang guru bertarung menghadapi lawan yang diperankan oleh salah seorang petarung terkenal Jason Mayhem Miller. Walaupun menang, Niko menganggap bahwa Scott masih lemah dalam stand up fight. Oleh karenanya Niko menganjurkan Scott untuk berlatih dengan salah satu pelatih Muaythai terkenal Mark Della Grotte (memerankan dirinya sendiri). Scott dihajar habis-habisan oleh 3 orang murid Mark hingga tidak mampu mengangkat tangannya pada saat makan malam yang menunya dimasak oleh istri Mark.
Scott kemudian terus menjalani beberapa pertandingan dan sedikit demi sedikit mampu meningkatkan performa serta meraih kemenangan. Seiring dengan berjalannya waktu uang yang berhasil dikumpulkan oleh Scott semakin bertambah. Di pertandingan berikutnya Scott juga berhadapan dengan para petarung yang diperankan oleh ahli MMA terkenal seperti Satoshi Ishii, Mark Munoz dan Chael Sonnen. Tak ketinggalan the axe murderer Wanderlei Silva juga hadir sebagai penonton pada salah satu pertandingan Scott bersama dengan komentator UFC Joe Rogan. Berbagai kejadian lucu mengiringi kehadiran Scott diatas arena Oktagon amatirnya, mulai dari ayam yang berkeliaran, hujan yang membasahi matras, arena yang tiba-tiba amblas hingga Scott yang muntah setelah berhasil meng-KO lawannya sang host acara bully beatdown Jason "Mayhem" Miller.
Kehadiran Joe Rogan di pertarungan Scott rupanya menjadi "berkah" bagi Scott karena UFC kemudian menawarkan pertarungan kepadanya. Walaupun awalnya Niko menolak karena merasa Scott belum siap, Niko akhirnya mendukung Scott untuk menerima tawaran tersebut dan mereka pun akhirnya bertemu dengan Joe Rogan disebuah restoran dimana kakak Scott, Eric yang juga diperankan oleh kakak kandungnya sendiri (Gary Valentine) bekerja sebagai chef. Kesepakatan pun terjadi dan Scott akan tampil pada salah satu partai tambahan di UFC melawan Ken "the executioner" Dietrich (diperankan oleh petarung UFC Krysztof Soszynski), petarung yang dilihat Scott saat mengunjungi rumah Niko pertama kali. Scott datang sebagai pengganti karena petarung yang dijadwalkan menghadapi Dietrich ternyata mengalami cedera menjelang pertandingan.
Scott berangkat menuju lokasi pertandingan ditemani oleh Niko, Mark dan Marty. Dimalam menjelang pertandingan, Scott menerima kabar buruk dari rekan sesama guru yang selalu digodanya, Bella (Salma Hayek) bahwa semua uang puluhan ribu dollar yang telah dikumpulkan secara susah payah oleh Scott telah digelapkan oleh Elkins (Mookie Barker) salah seorang petinggi sekolah. Bella membujuk Scott untuk membatalkan pertarungan, tapi Scott tetap pada pendiriannya sebagai wujud kepeduliannya kepada para muridnya.
Scott melangkah ke oktagon yang tersohor sebagai arena pertarungan paling elit diseluruh dunia. Scott merasa terkejut dan tersanjung karena para muridnya hadir bersama-sama memainkan alat musik dan menyanyikan lagu dipimpin oleh Malia untuk menyambut kedatangannya di oktagon. Scott hadir sebagai petarung pada partai tambahan di kelas berat (heavyweight) dengan durasi 3 ronde. Adapun partai utama pada malam itu adalah antara dua orang knockout master dikelas heavyweight, Shane Carwin dan Junior Dos Santos. Duet komentator terkenal UFC Joe Rogan dan Mike Goldberg juga meramaikan pagelaran malam itu.
Pertarungan pun dimulai dipimpin oleh wasit terkenal UFC, Herb Dean. Scott yang awalnya bersemangat karena mengharapkan hadiah $50.000 dikejutkan dengan superman punch (pukulan sambil melompat kedepan yang merupakan signature move mantan juara kelas welter UFC George St Pierre) oleh Dietrich. Dietrich terus memukuli Scott dan bahkan membantingnya kemudian terus membombardirnya dengan serangan tiada henti. Scott yang terus terdesak diselamatkan oleh lonceng diakhir ronde pertama. Saat berada di pojoknya di jeda ronde pertama, Scott didatangi oleh kru legendaris UFC, Stitch yang bertugas memberikan krim khusus saat petarung akan melangkah masuk ke oktagon dan merawat luka para petarung pada saat jeda antar ronde.
Ronde kedua Scott memberikan sedikit perlawanan dan sempat melemparkan dan membanting Dietrich, tapi tendangan akrobatik "showtime kick", yang dipopulerkan oleh mantan juara kelas ringan UFC, Anthony "Showtime" Pettis, yang dilancarkan oleh Dietrich memaksa Scott kembali jatuh ke kanvas. Namun akhirnya lagi-lagi Scott diselamatkan oleh lonceng. Scott yang terhuyung-huyung bahkan sampai salah melangkah menuju ke pojoknya Dietrich. Niko dan Mark kemudian berdebat tentang strategi yang harus dilakukan oleh Scott., Marty pun menyela dan memberikan motivasi kepada Scott bahwa dia tidak peduli lagi dengan pekerjaannya, tapi Scott harus melihat kepada murid-muridnya. Scott mengatakan bahwa penglihatannya agak kabur setelah menerima banyak pukulan. Marty kemudian berkata bahwa Scott akan melihat murid-muridnya terinspirasi dengan keteguhan hati dalam menghadapi rintangan yang sangat berat, begitulah tugas seorang guru, menginspirasi murid-muridnya, ungkap Marty. Marty mengatakan bahwa istrinya semalam menelpon dan bercerita tentang ucapan Scott kepadanya di bandara menjelang keberangkatan bahwa Marty adalah pahlawannya. Bagi Marty, Scott adalah pahlawannya.
Ronde ketiga dimulai dan Scott terlihat begitu bersemangat. Scott berhasil menghindari pukulan Dietrich dan membalas dengan pukulan tangan kiri yang kuat diiringi dengan tendangan lutut yang membuat Dietrich sempoyongan. Scott berhasil memukuli dan melukai Dietrich hingga pelipisnya mengucurkan darah segar. Tapi Dietrich bukanlah lawan yang bisa dianggap enteng, dia mampu melawan dan memberikan pukulan keras kepada Scott. Setelah melancarkan sebuah tendangan yang mengenai wajah Dietrich, Scott berhasil memanfaatkan kemampuan gulatnya untuk membanting Dietrich. Scott berada pada posisi atas dan terus memukuli Dietrich yang berada dibawah, akan tetapi tiba-tiba Dietrich melancarkan tendangan yang mengenai wajah Scott. Dietrich kemudian berhasil mengaitkan kakinya ketangan Scott dan berusaha menggunakan kakinya untuk mengunci leher Scott dan kemudian berubah ke kuncian lengan (arm bar). Niko bersorak agar Scott tidak melepaskan pegangan kedua tangannya, karena akan mengakibatkan kuncian masuk lebih dalam dan bisa memaksa Scott untuk menyerah (tap out) seperti yang terjadi pada salah satu pertarungan amatir Scott. Scott yang kesakitan akhirnya tidak mampu menahan pegangan tangannya sehingga lengan kanannya berhasil dikunci oleh Dietrich. Dengan keteguhan hati yang luar biasa disaat menahan sakit, Scott kembali menjangkau tangan kirinya dan dengan sisa-sisa tenaganya berhasil mengangkat tubuh Dietrich dan menghempaskannya ke matras. Dietrich pun tercengang saat Scott mampu mengangkat badannya, begitu juga para teman Scott dan para penonton.
Dietrich pun jatuh pingsan setelah menerima bantingan keras tersebut dan Mike Goldberg mengucapkan kata-kata populernya "It is all over" yang menandai kemenangan pertama Scott pada laga debut UFC nya. Scott mendonasikan uang kemenangannya untuk mengatasi krisis keuangan di sekolah. Kepala Sekolah Betcher (Greg German) yang sebelumnya kurang menyukai Scott merasa sangat berterima kasih kepadanya. Marty pun kembali mengajar musik dengan gembira dan Niko beserta murid-murid Scott lainnya, para imigran dikelas persiapan ujian menjadi warga negara AS dinyatakan resmi menjadi warga negara Amerika Serikat dan ceritapun berakhir bahagia. The End.
0 Komentar