Change or Die, berubah atau mati. Istilah ini begitu terkenal didunia yang kita tempati sekarang ini. Tidaklah berlebihan memang, karena alam akan selalu berubah, bumi terus berputar pada porosnya sehingga tanpa terasa malam selalu berganti dengan siang, manusia akan berubah dari muda menjadi tua hingga akhirnya meninggalkan dunia dan digantikan oleh raga-raga baru yang akan menguasai dunia. Karena perubahan adalah keniscayaan, maka manusia selalu dituntut untuk beradaptasi, berubah dan berinovasi untuk menciptakan tatanan kehidupan dunia yang lebih baik. Inovasi dan perubahan adalah isu yang selalu hangat untuk dibicarakan dan didiskusikan pada semua aspek kehidupan. Dulu manusia melakukan pertukaran barang (barter) dan terus berubah hingga sekarang melaksanakan ekspor-impor yang menembus batas negara. Dulu kita harus berkirim surat untuk dapat berbagi kabar dan menyapa keluarga yang sedang berada ditempat yang jauh dan sekarang kita dapat mendengar suara bahkan melihat wajah dan ekspresi mereka secara langsung melalui panggilan video.
Teknologi hadir memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan umat manusia. Banyak perubahan yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Dahulu orang tidak pernah membayangkan untuk menempuh perjalanan ribuan kilometer dalam waktu singkat, tapi berkat penemuan wright bersaudara manusia pun bisa terbang tinggi mengangkasa, memangkas waktu perjalanan yang biasanya ditempuh sedemikian lama menjadi hanya sebentar saja sehingga dapat menghemat masa dan tentu saja uang belanja. Puluhan tahun yang lalu orang kaya merasa was-was dalam menyimpan hartanya bahkan digambarkan dalam cerita kartun populer bahwa orang kaya seperti Paman Gober menyimpan uangnya diruangan yang luas bagaikan kolam renang koin. Masa yang berubah cepat sekarang lebih memberikan kenyamanan bagi para miliarder. Harta mereka cukup berada dalam genggaman mereka, pada aplikasi-aplikasi perbankan, aplikasi kepemilikan saham dan berbagai macam aplikasi lainnya yang berfungsi sebagai “sarana penampungan” bagi aset para penggunanya. Walaupun tentu saja tidak ada keputusan yang tak beresiko, mungkin agak mirip dengan hukum kekekalan energi, resiko juga tidak bisa dihilangkan tetapi hanya bisa diminimalisir atau dialihkan/dimitigasi.
Bencana alam dan non alam adalah salah satu bentuk resiko yang tak mungkin dihindari dalam kehidupan manusia. Manusia tidak bisa memastikan kapan dan dimana akan terjadi bencana alam. Yang dapat mereka lakukan hanyalah memprediksi dan menciptakan early warning system dan sarana pendukung lainnya yang diharapkan dapat mengurangi dampak bencana secara signifikan. Wabah virus covid19 yang sedang hangat dan akrab dengan kehidupan manusia diseantero jagad raya merupakan salah satu bencana non alam yang memaksa manusia untuk berubah dan berinovasi. Kita telah mengenal istilah “new normal” dimana manusia diharapkan mampu untuk hidup berdampingan dengan covid19 dengan melaksanakan mitigasi resiko melalui penerapan prinsip 3 M yang telah begitu familiar, salah satu penyebabnya adalah karena adanya iklan layanan masyarakat bertema kampanye gerakan 3 M yang dibawakan oleh salah satu grup band papan atas di Indonesia.
Pandemi virus corona telah meluluhlantakkan perekonomian seluruh negara didunia. Dengan terpuruknya ekonomi, secara signifikan terjadi perubahan dalam aktifitas ekonomi manusia. Usaha Mikro yang mengisi slot persentase terbesar dalam perekomian nasional misalnya, berubah menjadi perdagangan secara online apakah melalui marketplace yang telah ternama seperti tokopedia, shopee maupun bukalapak ataupun melalui blog/toko online bahkan media sosial. Aktifitas pemerintahan juga berubah drastis, upacara-upacara yang sakral dan biasanya dilaksanakan dilapangan terbuka kini dilaksanakan secara virtual diruangan kantor masing-masing. Rapat-rapat koordinasi juga dilaksanakan secara virtual (daring) sehingga jumlah peserta yang dapat terlibat menjadi jauh lebih banyak dibandingkan bila dilaksanakan secara luring. Pendidikan disemua tingkatan mulai dari Sekolah Dasar hingga Doktoral pun juga dilaksanakan secara online.
gambar antarmuka aplikasi samolnas (sumber semua gambar dari google play)
Salah satu contoh inovasi dibidang pelayanan publik yang menurut kami sangat memudahkan dan relevan dengan kondisi saat ini adalah pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui aplikasi berbasis android bernama Samsat Online Nasional (Samolnas) yang dikembangkan oleh Satlantas Kepolisian Republik Indonesia. Kami sendiri pertama kali mencoba menggunakan aplikasi ini pada saat membayar pajak kendaraan roda dua pada awal Tahun 2020 lalu. Aplikasi ini dikhususkan untuk pembayaran pajak tahunan dan tidak termasuk pada saat cek fisik dan penggantian STNK lima tahunan. Ada beberapa data yang perlu disiapkan dalam penggunaan aplikasi ini diantaranya adalah :
- Nomor polisi kendaraan yang akan dibayar pajaknya
- Nomor Induk Kependudukan (NIK)
- 5 digit terakhir Nomor Rangka Mesin
- No Kontak/Ponsel dan
- Email yang masih aktif
Penggunaan aplikasi tergolong relatif mudah, setelah mengisi semua data, aplikasi akan menampilkan data kendaraan dan pajak yang terhutang serta kode bayar yang nantinya akan digunakan untuk membayar melalui ATM (kami waktu itu membayar melalui ATM BPD Sumbar). Setelah pembayaran, aplikasi Samolnas akan memberikan E-Tanda Bukti Pelunasan Kewajiban Pembayaran (E-TBPKP) yang berlaku 30 hari setelah pembayaran dan pembayar pajak tetap diwajibkan melaksanakan registrasi tahunan ke Kantor Samsat dengan membawa tanda pengenal, STNK dan BPKB asli dan E-TBPKP ini. Keuntungan yang didapatkan adalah kita tidak perlu lagi antri menunggu lama, cukup dengan menyerahkan dokumen-dokumen tersebut, bukti pembayaran pajak tahunan asli dan tanda tangan beserta stempel registrasi tahunan di STNK akan kita peroleh dengan segera. Pada saat pembayaran tagihan di ATM kita dikenakan biaya administrasi bank sebesar lima ribu rupiah.
0 Komentar